Reportase Bengkulu.com – Pemerintah Desa (Pemdes) Tepi Laut, Kecamatan Air Napal, menggelar rapat pra pelaksanaan penentuan titik nol pembangunan dan penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Tahap ke-4 bagi 11 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), pada Kamis (24/04/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Air Napal, Kepala Desa Tepi Laut beserta perangkatnya, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kasi PMD, pendamping desa dan pendamping lokal, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta tokoh masyarakat.
Agenda utama rapat ini adalah penentuan titik nol untuk dua proyek pembangunan penting, yakni pembangunan gedung serba guna dan kandang ayam petelur yang menjadi bagian dari program ketahanan pangan desa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Tepi Laut menyampaikan bahwa alokasi Dana Desa (DD) untuk tahun 2025 mencapai Rp882.194.000, menjadikannya sebagai jumlah tertinggi sejak sembilan tahun masa kepemimpinannya. Ia berharap dana tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif dan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Tahun 2025 ini, pemerintah desa fokus pada pembangunan gedung serba guna. Tujuannya adalah untuk menyediakan fasilitas yang dapat digunakan masyarakat dalam berbagai kegiatan seperti hajatan, kondangan, atau kegiatan sosial lainnya,” ujar Kepala Desa.
Untuk pembangunan gedung serba guna, dana yang dialokasikan tahun ini mencapai Rp457.160.713. Pembangunan ini tidak hanya direncanakan selesai dalam satu tahun, namun juga akan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya sebagai bagian dari rencana pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, tahun 2025 juga menjadi tahun penting bagi pelaksanaan program ketahanan pangan melalui pembangunan kandang ayam petelur. Program ini bertujuan meningkatkan produksi peternakan dan kesejahteraan ekonomi warga.
Penyaluran BLT DD tahap IV kepada 11 KPM turut dilakukan pada kesempatan tersebut. Dana desa sendiri telah dicairkan seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri. Namun, pembangunan fisik baru bisa dimulai setelah Idul Fitri karena keterbatasan tenaga kerja. Banyak tukang bangunan masih terikat pekerjaan di tempat lain akibat meningkatnya permintaan jasa mereka.
Kepala Desa juga menyoroti pentingnya peran serta masyarakat dalam mengawasi jalannya pembangunan agar tercipta transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana desa. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap persoalan di bidang peternakan, khususnya dalam menjaga kesehatan dan keamanan hewan ternak di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.
“Semua proses pembangunan harus melibatkan camat dan perangkat terkait agar tidak terjadi penyimpangan. Mari kita bangun Desa Tepi Laut dengan semangat gotong royong di tahun 2025 ini. Semoga dana desa dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,” tutupnya.